Bismillah

Mukadimah

Dalam menulis shell script, ada salah satu script yang dimana sebelum memulai fungsi utamanya, script tersebut menyiapkan/membuat file-file atau folder temporer yang nantinya akan dimanfaatkan. Setelah fungsi utama dijalankan, pada akhirnya nanti file-file temporer tersebut akan dihapus agar tidak “nyampah”.

Bagaimana jika script terhenti ditengah jalan (atau terjadi suatu kondisi tertentu), sehingga eksekusi script belum sampai kepada baris yang mengisyaratkan untuk menghapus file-file temporer tadi?

Hal yang semacam ini bisa diatasi dengan mengatur signal trapping menggunakan perintah trap.

Konsep dasar

Perintah trap ini penggunaannya sangat sederhana, yaitu:

trap <perintah> <signal..>

Misalnya, perintah dibawah ini akan membuat script mengoutputkan string “mantap” tiap kali script tersebut berakhir/diakhiri:

trap 'echo "mantap"' EXIT

Argumen pertama bisa diisikan serangkaian perintah yang kompleks atau bisa disederhanakan dengan sebuah fungsi. Sehingga, fungsi yang hendak dipanggil didefinisikan dulu sebelumnya, kemudian diatur trapnya.

Kemudian, pada bagian signal, kita definisikan pada kejadian sinyal apa perintah yang kita tentukan akan dijalankan. Sehingga perlu diketahui macam-macam sinyal yang ada pada sistem operasi semisal Unix (Unix-like, seperti Linux) dan masing-masing fungsinya.

Misal, sinyal yang dikirimkan pada suatu proses ketika mengekan kombinasi CTRL+C pada proses yang berjalan adalah sinyal INTERRUPT (INT atau SIGINT atau kode sinyal no 2). Selangkapnya bisa merujuk pada manpages resmi: https://man7.org/linux/man-pages/man7/signal.7.html atau dari output perintah trap -l:

 1) SIGHUP       2) SIGINT       3) SIGQUIT      4) SIGILL       5) SIGTRAP
 6) SIGABRT      7) SIGBUS       8) SIGFPE       9) SIGKILL     10) SIGUSR1
11) SIGSEGV     12) SIGUSR2     13) SIGPIPE     14) SIGALRM     15) SIGTERM
16) SIGSTKFLT   17) SIGCHLD     18) SIGCONT     19) SIGSTOP     20) SIGTSTP
21) SIGTTIN     22) SIGTTOU     23) SIGURG      24) SIGXCPU     25) SIGXFSZ
26) SIGVTALRM   27) SIGPROF     28) SIGWINCH    29) SIGIO       30) SIGPWR
31) SIGSYS      34) SIGRTMIN    35) SIGRTMIN+1  36) SIGRTMIN+2  37) SIGRTMIN+3
38) SIGRTMIN+4  39) SIGRTMIN+5  40) SIGRTMIN+6  41) SIGRTMIN+7  42) SIGRTMIN+8
43) SIGRTMIN+9  44) SIGRTMIN+10 45) SIGRTMIN+11 46) SIGRTMIN+12 47) SIGRTMIN+13
48) SIGRTMIN+14 49) SIGRTMIN+15 50) SIGRTMAX-14 51) SIGRTMAX-13 52) SIGRTMAX-12
53) SIGRTMAX-11 54) SIGRTMAX-10 55) SIGRTMAX-9  56) SIGRTMAX-8  57) SIGRTMAX-7
58) SIGRTMAX-6  59) SIGRTMAX-5  60) SIGRTMAX-4  61) SIGRTMAX-3  62) SIGRTMAX-2
63) SIGRTMAX-1  64) SIGRTMAX

Contoh implementasi

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu implementasi perintah trap ini adalah untuk menghapus file-file temporer untuk keperluan script.

Misal, script dibawah ini berfungsi sebagai wrapper untuk memodifikasi file /etc/hosts:

#!/usr/bin/env bash

cleanup() { rm -f '/tmp/temp-file'; }
trap 'cleanup' EXIT

main() {
    cp -f /etc/hosts /tmp/temp-file

    if $EDITOR /tmp/temp-file; then
        cp -f /tmp/temp-file /etc/hosts
    fi
    
    cleanup
    trap - EXIT # me-unset trap untuk sinyal EXIT
}

main

Dimisalkan pada suatu kondisi tertentu, setelah meng-copy file /etc/hosts script terhenti, maka dengan diaturnya trap diatas, file /tmp/temp-file akan secara otomatis dihapus.

Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir script kita meninggalkan temporary files.

Atau contoh lainnya yang lebih advanced adalah memanfaatkan signal trapping ini untuk memungkinkan error tracing. Dengan begitu, ketika ada error pada script, nantinya akan muncul pada baris berapa error tersebut muncul.

trap 'printf "Script exit dengan status %d pada baris %d\n" "$?" "$LINENO"' ERR

Dengan contoh script demo:

#!/bin/bash

set -eE
trap 'printf "Script exit dengan status %d pada baris %d\n" "$?" "$LINENO"' ERR

for x in {1..10}; do
    [[ $x == 5 ]] && qweqwe 2> /dev/null
    sleep 1 && echo "Putaran ke $x"
done

Ketika dijalankan, maka outputnya akan seperti ini:

$ ./script.sh 
Putaran ke 1
Putaran ke 2
Putaran ke 3
Putaran ke 4
Script exit dengan status 127 pada baris 7
💡

Bagian set -eE akan dibahas lebih lanjut pada artikel lain tentang Bash Script mode ketat (strict mode).

Penutup

Masih banyak penerapan-penerapan lain dengan menggunakan signal trapping ini, tidak hanya terbatas pada contoh-contoh diatas. Seperti trapping sinyal SIGUSR1 yang itu merupakan sinyal yang didefinisikan oleh user, dan banyak lainnya.

Semoga bermanfaat, barakallahu fiikum.